Laman

Kamis, 12 Januari 2012

MANDALAWANGI

Ketika kabutmu turun menyelimuti lembah
Matahari pun sungkan untuk menahannya
Riak sungaimu sangat merdu bernyanyi
Seolah menyambut kedatangan jiwa yang merindukan alam...

Harum khas padang bunga abadimu menusuk hidung
Seakan menyambut para makhluk yang terabaikan
Sebuah taman di atas langit yang menyuguhkan keindahannya
Serta di kelilingi meganya samudera di atas langit...



Pencapaian yang sangat besar dalam sebuah perjalanan kecil
Lembah di puncak yang menyimpan berjuta inspirasi serta misterinya
Separuh jiwa tinggal dan diam serta terbebaskan di tempat ini
Puncak Gunung Pangrango - Lembah Kasih Mandalawangi

13 November 2011
Ai Kanino



Setelah sekian tahun memimpikan tempat ini
Akhirnya bisa juga berdiri dan mengagumi
keindahan alam yg di suguhkan oleh sang Pencipta
Bersama Sahabat-Sahabat Terbaik........!!!


Selasa, 18 Oktober 2011

T E L A N J A N G L A H . . . . . ! ! ! ! !

Dan diapun turun....
Berteriak di telinga,,,Bangkitttt........
Menendang,,,Menampar dan Menyeretku......
Lariiiiiiiii......dan jangan pernah terjatuh.......
Sesekali ku terjatuh dan teriakan itu pun lebih keras terdengar...
Bangunnnnn........Bangkit..........Lariiiiiii................

Jangan menjadi pemimpin,,,jangan pula menjadi pengikut....
Jangan menjadi Dunia,,,,,TELANJANGLAH..........!!!!!!!

Dia di depan,,,sangat dekat......
Sungguh mesrah dan lembut Dia berbisik...
Disinilah tempatmu,,,disinilah kenyamanan dan kedamaianmu...
Ketenangan dan Kebahagiaanmu...
Tendanglah mereka yang memegang kakimu...
Lepaskanlah semua yang ada padamu...
Aku ingin kau telanjang,,,tanpa kepalsuan..........

Terbangun,,,Bangun,,,Dibangunkan............
Terlalu sesak untuk berontak...
Terlalu kedap untuk teriak...
TERLALU TIPIS UNTUK DIHANCURKAN.....

Agak sedikit sopan Dia teriak dikepalaku......
Berontaklah.........Teriaklah.........
HANCURKAN.........!!!!!
Keluarlah.........Kami menunggumu di luar....
Luas......Lapang.......Bebasssssssss..........

Keluarlah dari Dunia dan kembalilah ke Bumi..........!!!

Senin, 05 September 2011

...??...??...???

Di sebuah kursi tua,
di tepi jalan raya yang sepi,
di malam hari yang dingin,
di sebuah kota penghasil batik,
di depan sebuah pelabuhan tua...
Terdiam, termenung, mengkhayalkan
sosok yang unik yang tak pernah tergapai...

Apa yang harus dilakukan seorang manusia
untuk menggapai sebuah impian...??????

Motor, becak, sepeda, sesekali lewat memandangku
dengan heran, tak ada kebisingan, ketenangan membawa
pikiran jauh terbang ke kota seberang, kota pahlawan........
Tak ada keinginan untuk beranjak dari tempat ini...
Beberapa batang rokok serta tiga buah ban mobil bekas
menemaniku, disusun rapi di samping kursi yang kududuki...
Entah dari mana benda itu berasal, yang pasti aku tidak memperdulikannya...

Aroma laut sangat menusuk hidung dan suara ombak seakan teriak
memanggilku untuk terjun ke dasar laut, sebuah tindakan bodoh seperti
yang aku lakukan sekarang, dengan modal nekat aku pergi jauh dari rumah,
entah apa yang aku cari, tanpa tujuan aku melangkah....

Capek menulis, terlalu lelah untuk berpikir.
Mungkin karena aku terlalu takut untuk menghadapi hidup akhir-akhir ini...
Aku seperti bukan aku, aku seperti meng-aku dan aku selalu gelisah dengan
ke-aku-an ku ini, mungkin ini juga yang membuat aku lama tidak menulis...

Aku sepertinya sangat kuat akhir-akhir ini, tidak peduli dengan apapun...
Tapi aku merasa seperti ada yang salah dengan semua ini,,kehidupanku
menjadi sebuah kehidupan yang absurd, tidak bermakna...
Aku seperti membunuh karakterku sendiri, atau bahkan memutilasi karakter
yang sudah tertanam dalam setiap sisi jiwaku.

Aku hanya tidak mau terlihat lemah, kehidupan yang kujalani dulu terlihat sangat
lemah sehingga aku seakan di remehkan, tapi sebenarnya aku sangat menikmati
itu semua, menikmati semua hujatan serta cemo'oh orang terhadapku, menikmati
setiap cambuka serta sayatan di setiap sisi jiwa, tapi aku sangat menikmati itu semua...

Aku harus kembali dalam kelemahanku, kembali dalam kesendirianku, kembali dalam
duniaku dan kembali dalam keterasinganku, aku terlalu takut untuk mati di atas tempat
tidur, aku akan kembali memimpikan, mengkhayalkan,serta mengharapkan sesuatu
yang unik yang menari-nari dalam sebuah dunia dari sekian banyak dunia yang menghuni bumi ini...




Minggu, 29 Mei 2011

buramnya kepastian

Kembali...
dimana roh dan jiwa bergantung tanpa pengharapan...
mimpi itu hanya sekedar lewat pada liang-liang keheningan
membawa sesuatu yang indah ke lembah suram yang lebih dalam...
pagi akan selalu kelam dan cahaya malam akan semakin pudar...
kesenangan dalam kebenaran tidak ada di dunia karena kebenaran
hanya ada di langit...
tidak akan pernah ada kepastian dalam jiwa seorang pemberontak sekalipun....

Rabu, 06 April 2011

Pergolakan Pemikiran Islam

Aku bukan nasionalis, aku bukan katolik, aku bukan sosialis,
aku bukan buddha, aku bukan protestan, aku bukan westernis,
aku bukan komunis, aku bukan humanis. Aku adalah semuanya.
Mudah-mudahan inilah yang disebut Muslim. aku ingin bahwa
orang memandang dan menilaiku sebagai suatu kemutlakan
(absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok
mana saya termasuk serta dari aliran apa saya berangkat.


Ahmad Wahib
Catatan harian 9 oktober 1969

Senin, 04 April 2011

Sebuah Tanya ( Soe Hok-Gie )

Akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih berbicara selembut dahulu
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku

(kabut tipis pun turun pelan-pelan
di lembah kasih, lembah mandalawangi
kau dan aku tegak berdiri
melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudekap kau
dekaplah lebih mesra, lebih dekat

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi
kota kita berdua, yang tua dan terlena
dalam mimpi-mimpinya
kau dan aku berbicara
tanpa kata, tanpa suara
ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

Apakah kau masih akan berkata
kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta

(hari pun menjadi malam
kulihat semuanya menjadi muram
wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara
dalam bahasa yang tidak kita mengerti
seperti kabut pagi itu)

Manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru


Selasa, 1 April 1969
Soe Hok-Gie


Kompas 14 September 1967

Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami...
Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia
yang tidak percaya pada slogan...
Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi
dan slogan-slogan...
Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara
sehat kalau iya mengenal obyeknya...
Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan
dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya
dari dekat...
Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus
berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat...
Karena itulah kami naik gunung.....


Soe Hok-Gie